Daftar Isi
- 1. Kenali Tanda-Tanda Doomscrolling
- You might also like
- Self-Care 101: Jaga Kesehatan Mental dengan Gaya
- Skincare Murah Meriah, Tapi Hasil Maksimal!
- Rahasia Glow Up: Dari Mageran Jadi Produktif
- 2. Atur Waktu dengan Batasan
- 3. Ciptakan Feed yang Positif
- 4. Beristirahat dari Berita
- 5. Ganti Waktu Scroll dengan Aktivitas Positif
- 6. Mindful Social Media Usage
- 7. Jangan Lupa Self-Care
MUDA BELIA- Gen Z dan Gen Alpha, pasti nggak asing dengan istilah doomscrolling, kan? Itu lho, kebiasaan scrolling timeline sosial media tanpa henti, bahkan meskipun isinya berita negatif atau bikin stres. Kamu mungkin udah sering banget ngalamin itu—dimulai dengan buka satu post, eh, nggak kerasa udah berjam-jam scrolling dan otak rasanya udah penuh banget. Padahal, ini bisa banget berdampak buruk buat kesehatan mental kamu! Jadi, yuk, kita bahas gimana cara bijak keluar dari kebiasaan doomscrolling di zaman digital ini.
1. Kenali Tanda-Tanda Doomscrolling
Langkah pertama buat keluar dari doomscrolling adalah sadar dan kenali tanda-tandanya. Kamu mungkin merasa terjebak scrolling terus-menerus, meskipun kamu udah tahu konten yang kamu lihat nggak bikin kamu merasa lebih baik. Tanda-tandanya bisa kayak merasa cemas, kesal, atau lelah setelah scrolling. Kalau udah ngerasain itu, itu saatnya untuk berhenti dan ambil langkah bijak buat merubah kebiasaan.
2. Atur Waktu dengan Batasan
Kalau kamu ngerasa kesulitan buat berhenti scrolling, coba atur waktu menggunakan aplikasi screen time. Banyak aplikasi, kayak Instagram dan TikTok, yang punya fitur untuk ngatur batas waktu harian. Coba deh setting waktu maksimal berapa menit atau jam buat scroll sosial media setiap hari. Ketika waktu itu habis, langsung berhenti, deh! Hal ini membantu kamu buat ngejaga keseimbangan antara hidup online dan offline, jadi kamu nggak terjebak dalam berita yang bikin stres.
3. Ciptakan Feed yang Positif
Nggak semua informasi di sosial media itu buruk, kan? Kamu bisa filter konten yang kamu konsumsi. Mulailah follow akun yang memberikan informasi positif, inspiratif, atau edukatif, seperti akun-akun yang berbagi tips self-care, psikologi, atau perkembangan teknologi. Mengisi feed dengan konten yang memberi energi positif bisa bikin kamu merasa lebih baik setelah scrolling.
4. Beristirahat dari Berita
Salah satu pemicu doomscrolling adalah kebiasaan ngecek berita terus menerus, apalagi kalau ada kejadian besar atau krisis. Cobalah untuk memberi jeda dari berita-berita yang bikin cemas. Kamu nggak perlu tahu semuanya setiap detik! Atur waktu khusus untuk cek berita, misalnya pagi atau malam hari, dan pastikan itu hanya di sumber yang terpercaya. Sisanya, biarkan diri kamu bebas dari info yang bikin otak capek.
5. Ganti Waktu Scroll dengan Aktivitas Positif
Daripada terus-terusan scroll sosial media, coba ganti kebiasaan itu dengan aktivitas lain yang lebih bermanfaat. Misalnya, baca buku, dengerin podcast, atau coba hobi baru. Bahkan, 10-15 menit meditasi atau stretching ringan bisa ngebantu kamu untuk relax dan reset otak, lho! Ketika kamu mulai merasa pengen scroll, alihkan perhatian ke aktivitas yang lebih positif.
6. Mindful Social Media Usage
Sebelum buka sosial media, coba deh pikirin dulu apa tujuan kamu. Apakah kamu cuma pengen hiburan, cari informasi, atau nambah stres? Dengan memiliki tujuan yang jelas saat membuka aplikasi, kamu jadi lebih mindful dalam menggunakan sosial media. Ini bisa bantu kamu nggak terjebak dalam scrolling tanpa tujuan, apalagi kalau kamu lagi dalam mood yang nggak bagus.
7. Jangan Lupa Self-Care
Setelah keluar dari kebiasaan doomscrolling, jangan lupa untuk memberi waktu pada diri sendiri buat merawat mental dan fisik kamu. Lakukan aktivitas yang bisa ngebantu kamu merasa lebih baik, seperti berjalan-jalan di luar, berolahraga, atau melakukan kegiatan kreatif. Self-care ini penting banget untuk nge-recharge energi kamu setelah terlalu banyak terpapar info negatif di internet.
Dunia digital memang penuh informasi, tapi itu nggak berarti kita harus terus-terusan terjerat dalam doomscrolling. Mulailah lebih bijak dalam menggunakan sosial media, dan ingat, kesehatan mental itu jauh lebih penting daripada mengejar berita-berita yang bikin stres. Dengan sedikit usaha untuk mengatur penggunaan sosial media, kamu bisa menjaga keseimbangan hidup yang lebih sehat dan bahagia!***